UNtukmu Sahabat

Diriku Merinduimu Wahai sahabatku
UNtukmu Sahabat
Di saat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda ria
Semuanya mengalir begitu saja

Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti

Kenangan-kenangan itu tak terasa
Pergi meninggalkan semua kegembiraan
Keceriaan, gelak tawa serta canda ria
Satu persatu kenangan itu hilang sekejap mata
Ada sederet senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Tidak searah dengan langkah kaki?
Kapan ini semua bisa terulang kembali?
Akankah kita tidak akan pernah bertemu lagi?

Sahabat…
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tatkala kita lalui semuanya bersama

Jagalah Persahabatan
Masih kulihat jelaga dimatamu,
Jernih menawarkan tulus dalam sebuah jabat tangan
Lalu terukirlah kisah persahabatan dalam diary bernama hati

Kawan,
Masih kungingat cengkrama yang melantun dari bibir-bibir kita
ketika bulan tawarkan redup,
Ketika mentari tawarkan terik,

ketika langit tawarkan aneka warna
ketika burung tawarkan nyanyian seindah sorga jiwa
hingga memory kita terlarut dan enggan berpaling

hingga hari ini
masih kulihat jelaga itu di matamu
masih sejernih ketika dulu kita berjabat tangan
tapi kita mesti pulang
bukankah dedauan masih hijau serupa gejolak kita?


Sebait Doa
Ketika derai air mata
Menetes tak terasa
Dan tangan yang terjelur hampa
Ada harap yang kupinta

Wahai Tuhanku!
Tabahkanlah hatiku
Tentramkanlah jiwaku
Di saat ku terpisah jauh
Dari serpihan kasih sang ibu,
Agar perjalanan hidup yang ku tempuh
Damai selalu
Di sepanjang waktu

Wahai Tuhanku!
Inilah sebait doaku
Yang selalu berteriak memanggil nama-Mu
Di akhir sujud sajadah panjangku

0 Comments:

Post a Comment